Masih dalam suasana city tour, Iklim Saudi bolehlah kita sepakati sangat panas, maklum iklim gurun. Hawa gerah senantiasa menyekap, itu wajar. Tapi ada suasana berbeda kala itu. Nuansa hijau dari rimbunnya pepohonan membuat panas terlupakan sejenak. Tak lain, saat kami mengunjungi kebun kurma Madinah.
Kebun kurma ini terletak sangat dekat dengan Masjid Quba. Dengan kata lain, tanah sekitar Masjid Quba (masjid pertama yang dibangun Rasulullah ini memang dulunya kebun kurma, Rasulullah berteduh istirahat sekalian bangun masjid) masih sangat sangat terjaga kesuburannya sampai sekarang.
kebun kurma Madinah
Banyaak kaan pohonnya? Sekalipun kurma daunnya kecil-kecil, tapi dengan berjajarnya banyak pohon seperti itu tentulah cukup untuk berteduh juga. Kurma ini selain bisa untuk berteduh, juga banyak fungsi lainnya lho. Batang dan daunnya dipakai untuk menyangga masjid (subhanallah ya Masjid Nabawi dan Masjid Quba yang sekarang berdiri sangat megah, dulunya disangga dengan batang kurma. Kejayaan yang dimulai dari kesederhanaan memang memukau), pun buahnya yang manis dan berkhasiat merupakan komoditi utama (selain delima).
Dan mari melihat gambar pohon kurma sejenak, lalu mulai mempelajari makna indah yang terselip dari keberadaan pohon kurma
Pohon kurma. Kokoh sekali ? Keteguhan dan kebermanfaatannya pun tertulis dalam kitab suci AlQur’an
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (QS Ibrahim: 24-25)
Begitulah pohon kurma. Pohon yang baik. Akarnya teguh dan ulet mencari air. Batangnya kokoh menjulang tidak mudah goyah oleh badai pasir. Dalam musimnya, pohon ini akan berbuah lebat (gambar di atas contohnya) dengan rasa yang nikmat.
Seperti juga dalam menjalani kehidupan, mesti tangguh, ulet, meneduhkan dan memberikan banyak manfaat. Oya, ada kalimat lain yang saya suka dari penjabaran pohon kurma
Dilempar batu, ia membalas dengan buah kurmanya
Woow.. bukankah itu laiknya hati nan tenang dan baik? Ketika orang lain berbuat keburukan pada diri kita, sudah selayaknya kita tidak membalas dengan keburukan yang sama. Atau malah kita masih sering membalas dengan batu yang lebih besar? Dengan keburukan yang lebih buruk? Kawan, mari sama-sama menjaga hati. Hati yang tertata akan bisa menjalani seperti pohon kurma. Dilempar batu, membalas dengan kurma. Tetap santun menasehati dan memberi manfaat kepada orang lain yang berbuat kurang baik pada kita, justru akan membuat orang lain tsb sungkan untuk berbuat kurang baik lagi.
Di kompleks kebun kurma Madinah sendiri terdapat pasar kurma yang cukup besar dan ramai. Di situ dijajakan berbagai macam kurma, mulai yang paling mahal adalah kurma Ajwa (kurma Nabi) sampai kurma ranum nan segar (ruthob). Ada kurma hijau yang konon sangat cocok untuk kesehatan reproduksi. Ada pula permen isi kurma dan coklat isi kurma. Beragam banget deh pokoknya, asiiknya semua bisa diicip dulu! Hehehe.. Oya, bahkan ada jasa untuk pengiriman langsung segera (kargo) ke tanah air! Maklum, karena Madinah biasanya jadi destinasi awal sebelum umroh/haji, buah kurma yang dibeli di sini (lebih lengkap dan lebih murah dibanding di Mekkah) khawatir sudah tidak segar lagi.
Saya sendiri bersama sahabat saya membeli kurma jenis ruthob.
Kurma ruthob
Kurma ruthob adalah kurma segar, basah, ranum. Rasanya sangat maniis! Unyu banget buat lidah saya yang emang doyan dengan yang manis-manis. Orang sekantor waktu dibawain oleh-oleh ini juga langsung berebut, langsung habis. Berarti emang terbukti enyaak sih. Hehehe..
Kurma ruthob nan manis ini juga menjadi tuntunan sebagai hidangan buka puasa. Sebagaimana tertulis dalam hadits. Tapi kalau tidak ada kurma ruthob, ya bisa dengan kurma atau hidangan lain yang notabene juga manis.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda: